Selasa, 29 Juli 2014

~ SELAMAT ULANG TAHUN AYAH (31-12-1958 - 11 Maret 2010) ~


Di keheningan malam ini
Datang secercah harapan
Untuk menyambut jiwamu datang
Semilir harapan agar kau kembali pulang
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata
Tapi apalah daya
Semua harapan hilanglah sirna
Karena Ayah telah tiada

Ayahku tercinta
Karena kerapuhan kah
Hingga aku hanya bisa menangis pada puisi
Karena terlalu pedihkah
Hingga aku larut dalam raksa hidup yang mengental dan menghitam

Bukan genap atau ganjil..
Bukan..
Bukan hitungan..
Dua dikurang satu sama dengan satu..

Bukan..
Ibu dikurang ayah sama dengan yatim..
Ayah pergi ke kalbu lalu ibu tinggal di kehampaan..
Ayah menuju keterpisahan Sorga yang baka..

Membuatkan batas yang tak mampu ku tuju..
Kutuju untuk menemuimu sekedar mengaduhkan ibu..
Ibu yang semakin sendu disenyapnya masa..
Ibu yang selalu meyakinkanku dikelamnya kisah..
Ibu adalah ketangguhan dalam kesendirian menggiring hidupku..

Pada permulaan yang akan selalu mendekatkanku pada akhiran..
Akhiran kebahagian..
Atau aku celaka dan durhaka karena menghadiahi ibu
Dengan sumber air mata tangis yang tidak kumengerti labuhannya..
Lalu aku pergi kepada ayah..
Lalu aku pulang..
Lalu akau mengaduh lagi..

Ayah..
Mengenang seperti apa lagi yang bisa menyusutkan rinduku..
Atau kulupakan saja..
Biar aku tak mengingatmu lagi...
Biar batinku terlepas dari siulan asa yang membisu

Karena terlalu tinggi kuraih..
Kehadiranmu dalam anganku yah..
Ibu menangis lagi..
Ibu terisak lagi..

Tapi bukan itu yang kusesali..
Karena kerapuhan sebabnya..
Karena pergulatan yang kering ini..
Karena kepedihan hati ini..
Karena pecahan kaca-kaca itu..
Kaca yang harus ditapaki..

Sementara telapak kaki belum begitu sembuh..
Ajari aku ayah, bagaimana membuat senyum ibu kembali..
Ini luka, yang bercerita lalu entah..
Entah yang tak pernah dimengerti oleh ku, dan oleh ku juga..

Berlalu bersama retak-nya waktu..
Yang mengeping dan mengecil menjadi kenestapaan..
Lalu menitik pada deraian air mata..
Dan takkan pernah hilang..

Sekalipun t’lah melewati seribu malam-malam perenungan..
Pada bunga kamboja yang masih kaku untuk kutaburkan..
Pada masa yang turut mengentakkan dalam kesadaran yang mengepung menjadi bisu..

Ku berlari mengejar asahku
Air mata datang mendekati rapuhnya batinku
Waktu pun terus meronta tanpa tahu kepedihanku
Mengejar bayang semu yang takkan pernah ku genggam

Membuatku sadar tuk menghitung hari
Hari tanggal 31 Desember adalah hari kelahiranmu
Membuatku menangis di serpihan nada-nada menghentak
Teringat pada pengorbanan dan perjuangan Ayah
Aku hanya bisa  katakan “ SELAMAT ULANG TAHUN AYAH”
Kadoku hari ini akan ku kirim tukmu lewat sajak-sajak Doa
Sajak-sajak Doa yang akan hilangkan pilu dan menemani Kesepianmu
Ayah….
Mungkin di dunia ini kau telah tiada
Tapi di dalam hatiku kau tak akan pernah sirna
Walaupun kau telah meninggalkanku
Tapi semangat dan doamu masih saja aku rasakan
Keringat yang pernah kau teteskan adalah semangatku
Ayah...,Aku sangat merindukanmu
Dengan ketegaran dan kerinduanku
Hari ini adalah tanggal 31 Desember 2013
Hari spesial hari  kelahiranmu
Sekali lagi ku ucapkan “ SELAMAT ULANG TAHUN AYAH”
Semoga Ayah tenang di alam sana bersama Bapa di sorga

By : LUNGGUK YUSRI’AL SIBUEA

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India