PENDAHULUAN
Sistem tenaga listrik merupakan suatu
sistem terpadu yang trbentuk oleh hubungan-hubungan peralatan dan
komponen-komponen listrik seperti generator, transformator, jaringan tenaga
listrik dan beban-beban listrik.
Peranan utama
dari suatu sistem tenaga listrik adalah menyalurkan energi listrik yang
dibangkitkan oleh generator ke konsumen-konsumen yang membutuhkan energi
listrik tersebut. Secara garis besar suatu sistem tenaga listrik dapat
dikelompokkan atas 3 bagian sub sistem, yaitu :
1. Bagian
Pembangkitan, meliputi :
¨ Generator
¨ Gardu Induk
Pembangkitan (sebagian)
2. Bagian
Penyaluran/Transmisi Daya, meliputi :
¨ Saluran transmisi
¨ Gardu Induk
¨ Saluran
sub-transmisi
3. Bagian Distribusi
dan Beban, meliputi :
¨ Gardu Induk
Distribusi (sebagian)
¨ Saluran Distribusi
Primer
¨ Gardu Distribusi
¨ Saluran
Distribusi Sekunder
¨ Beban
Listrik/konsumen
Sebagai
ilustrasi, diagram satu garis sistem tenaga listrik dapat digambarkan sebagai
berikut (lihat gambar 1.1) :
Gambar 1.1.
Diagram satu garis sistem tenaga
Keterangan :
a = Generator
b = Gardu Induk Pembangkit
c = Saluran Transmisi
d = Gardu Induk
e = Saluran Transmisi
f = Gardu Induk Distribusi
g = Saluran Distribusi Primer
h = Gardu Distribusi
i = Saluran Distribusi Sekunder
SP = Sistem Pembangkitan
ST = Sistem Transmisi
SD = Sistem Distribusi
Berdasarkan
pembagian diatas, fungsi dari masing-masing sub-sistem dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Pembangkitan
berperan sebagai sumber daya tenaga listrik dan disebut juga sebagai produktor
energi.
2. Sistem transmisi
berfungsi sebagai penyalur daya listrik secara besar-besaran dari pembangkit ke
bagian sistem distribusi/konsumen. Dilihat dari sistem transmisi, sistem
distribusi dapat dianggap sebagai beban sistem transmisi.
3. Sistem distribusi
berperan sebagai distributor energi ke konsumen-konsumen yang membutuhkan
energi tersebut.
Persoalan-persoalan dalam sistem tenaga listrik antara lain aliran
daya, operasi ekonomis, hubung singkat, stabilitas : statis, dinamis dan
transient, pengaturan daya aktif dan frekuensi, pengaturan tegangan dan daya
reaktif, pelepasan beban dan lain-lain.
Analisis aliran beban :
Analisis aliran
beban ini merupakan studi dasar dan studi yang paling pokok dari semua studi
dalam sistem tenaga. Oleh karena itu penentuan data-data yang dipakai dalam
studi ini harus seteliti mungkin.
Tujuan dari
analisis aliran beban ini adalah :
¨ Memeriksa
tegangan dan pengaturan tegangan,
¨ Memeriksa apakah
semua peralatan (transformator dan saluran transmisi) cukup besar untuk
menyalurkan daya yang diinginkan,
¨ Memperoleh
kondisi mula untuk studi-studi operasi ekonomis hubung singkat, stabilitas dan
perencanaan pengembangan sistem.
Operasi ekonomis
Dalam suatu sistem tenaga listrik
pada umumnya jumlah pusat tenaga listrik selalu lebih dari satu, misalnya PLTU,
PLTG, PLTD, PLTA dan lain-lain.
Tujuan dari studi operasi ekonomis ini
adalah untuk membuat jadwal (skedul) dari daya keluar generator-generator yang
ada dalam sistem untuk mensuplai beban sistem sedemikian rupa sehingga jumlah
ongkos pembangkitan seminim mungkin.
Analisis
hubung singkat
Tujuan dari
analisis hubung singkat adalah :
1. Memeriksa besar
daya hubung singkat pada setiap bus yang ada dalam sistem, dan juga besar daya
yang mengalir pada setiap saluran yang terhubung kepada bus itu. Dengan mengetahui
besar daya hubung singkat (MVA) itu maka dapat ditentukan besar kapasitas alat
pemutus daya sesuai pada setiap saluran pada bus yang bersangkutan.
2. Besar daya hubung
singkat atau arus hubung singkat yang mengalir pada setiap komponen (saluran,
generator dan transformator) akan dipergunakan kemudian untuk mengkoordinir
rele-rele.
Analisis stabilitas transient
Stabilitas dari suatu sistem tenaga
listrik adalah kemampuan dari sistem itu untuk kembali bekerja normal setelah
mengalami gangguan.
Tujuan dari stabilitas transien untuk
memeriksa apakah sistem (generator-generator) tetap stabil atau tidak bila
terjadi gangguan. Gangguan itu dapat berupa hubung singkat, penambahan beban
yang besar dan tiba-tiba, atau pengurang pelepasan beban besar secara tiba-tiba.
Tujuan lain dari analisis ini adalah untuk menentukan waktu terlama yang
diizinkan sebelum gangguan itu diisolir.
Pengaturan daya aktif dan
frekuensi
Bila ada penambahan beban sehingga
kekurangan pembangkitan, atau bila karena gangguan terjadi kekurangan
pembangkitan, maka frekuensi sistem akan turun. Untuk mengembalikan frekuensi
ke harga nominal perlu ada alat pengatur. Alat pengatur utama adalah governor
dari penggerak mula dan sebagai lata pengatur kedua adalah pengatur tegangan
otomatik (AVR) dari generator.
Pengaturan tegangan dan daya
reaktif
Pengaturan tegangan dan daya reaktif
bertujuan untuk mengatur tegangan setiap titik (simpul) dalam sistem agar
selalu berada dalam batas-batas tegangan yang diizinkan (± 5 %).
Dengan pengaturan
ini sekaligus akan mengatur daya reaktif juga. Pengaturan tegangan dan daya
reaktif ini biasanya dilakukan dengan meninggikan tegangan dalam generator,
mengubah kedudukan tap dari transformator, atau menambah sumber daya reaktif
yaitu kapasitor statik atau kondensator sinkron. Daya reaktif ada 2 macam yaitu
daya reaktif induktif (daya reaktif lagging) dan daya reaktif kapasitif (daya
reaktis leading), dimana keduanya mempunyai tanda yang berlawanan.
Pelepasan Beban (Load
Shedding)
Bila penambahan
beban terlalu besar atau bila kekurangan pembangkitan terlalu besar maka ada
kemungkinan kapasitas cadangan sesaat (spinning reserve) dari sistem
pembangkitan tidak cukup lagi sehinggga jatuhnya frekuensi sudah dibawah harga
yang diizinkan. Untuk mendeteksi dan melepaskan beban ini digunakan “Under
Frequency Relay” (UFR).(Sibuea)
0 komentar:
Posting Komentar